Setiap siang, Dandy mempunyai kebiasaan rutin, yaitu membaca buku di taman belakang rumahnya. Saat hendak membaca buku, tiba-tiba Dandy melihat kupu-kupu yang cantik. Mata Dandy langsung tertuju pada kupu-kupu itu. Ia terpesona pada keindahan kupu-kupu itu. Dandy pun berlari mengejar kupu-kupu.
"Aw!" Dandy terjatuh. Sayangnya, kupu-kupu itu terlanjur menghilang sebelum Dandy mengejarnya. Akhirnya Dandy pun menyandarkan tubuhnya di pohon. "Huhh, padahal aku sudah berlari sekencang mungkin. Tapi tetap saja dia terbang lebih cepat." Raut mukanya yang cemberut menggambarkan kekecewaan. Tiba-tiba, Dandy teringat dengan buku yang ditinggalnya di kursi taman saat ia teralihkan oleh kupu-kupu. Dengan sigap, Dandy segera berlari kembali mengambil buku itu.
Ia pun kembali melanjutkan membaca bukunya.
"Guk..guk.." Dandy mendengar suara anjing di sekitarnya. Ia menoleh ke sekeliling, tapi tidak ada apa-apa. Ia pun melanjutkan kembali membacanya. "Guk..guk.." Suara itu terdengar lagi. Dandy penasaran dari mana suara itu berasal. "Guk..guk..guk.." suaranya semakin sering dan mengeras. Lagi-lagi waktu membacanya terganggu. Dandy yang penasaran terus berjalan ke arah sumber suara tersebut. Semakin dekat, semakin dekat, dan semakin keras. Dandy melihat ekor mungil bergerak-gerak di celah pohon bagian bawah. Rasa penasarannya semakin tinggi, ia pun mencoba masuk ke dalam celah pohon itu.
Pelan-pelan Dandy masuk, dan akhirnya Dandy menangkap seekor anjing yang berada di celah pohon tersebut. Dandy pun membawanya keluar. "Hai, anjing kecil yang lucu. Sedang bermain apa kau di celah pohon?" Ujar Dandy sembari mengelus punggung anjing itu. "Tolong aku. Tolong teman-temanku." anjing kecil itu berbicara pada Dandy. Dandy sontak kaget dan tak percaya. Ia ketakutan karena melihat hewan yang berbicara seperti manusia.
"Ka..kamu...bicara?" Ujar Dandy terbata-bata sambil memandang lekat anjing kecil itu. "Maaf, aku tak bermaksud menakutimu. Aku Digy. Aku datang dari hutan kerlip. Aku butuh bantuanmu." Ujar Digy merengek. "Baik. Aku Dandy. Hutan Kerlip? Bantuan? Apa maksudmu?." Dandy bertanya terheran-heran. "Dandy, hutan kerlip adalah hutan yang sangat indah. Dulunya, hutan itu sangat nyaman. Tapi sekarang, tiba-tiba Beruang raksasa menguasai hutan kami dan ingin merusak tempat tinggal kami." Jelas Digy pada Dandy. "Aku harus berbuat apa? Bagaimana caranya aku dapat pergi kesana.?" Dandy masih kebingungan. "Baiklah, aku akan mengajakmu kesana melalui pohon itu. Hewan liar hutan kerlip hanya takut pada manusia. Ayo segera. Sebelum terlambat." Ajak Digy dengan menaiki pundak Dandy. "Sebentar, aku harus izin dengan ibuku." Dandy menyela ajakan Digy. "Tidak. Tidak sembarangan manusia boleh tau. Hanya manusia tertentu." Cegah Digy. "Baiklah. Ayo!" Kata Dandy mengikuti Digy.
Digy dan Dandy menyusuri lorong pada celah pohon. Sesak, karena ukuran tubuh Dandy yang tidak seperti hewan.
Benar saja, sampai disana Dandy melihat kondisi hutan yang porak poranda. Hewan-hewan lain ketakutan. Tupai, Kelinci, Serigala, dan Anjing serta hewan lainnya tidak mampu menghentikan jumlah Beruang yang banyak. Kawanan Beruang terus menghancurkan hutan itu. Tak peduli hewan lain tersakiti.
Dandy ingat, di kantongnya ia menyimpan peluit. Dibunyikanlah peluit itu. "Priiiiiiiiiiit!" Seluruh hewan kaget termasuk Beruang. Kawanan Beruang menghentikan kelakuannya. "Apa yang kalian perbuat Beruang Gendut?" Dandy mencoba bersuara lantang mencoba menentang dan menghentikan Beruang. "Hai manusia kecil. Jangan ikut campur. Kami membutuhkan tempat yang luas untuk tempat tinggal kami. Maka kami akan mengambil hutan ini dari mereka. Minggir! Atau kau, aku hancurkan seperti itu!" Ujar Pimpinan Beruang marah sambil menunjukkan kandang tupai yang sudah dihancurkan.
"Wahai Beruang, apa kamu tidak tau kalau yang kamu lakukan sangat merugikan orang lain. Kamu mementingkan kelompokmu namun membuat kelompok lain tersakiti. Aku tau hatimu sebenarnya baik. Mengapa kamu tidak meminta lahannya dengan baik-baik? Apakah semua harus dengan kekerasan?" Dandy masih berusaha menghentikan.
"Beruang yang baik. Bagaimana jika otu terjadi pada kawananmu? Kawananmu yang dihancurkan tempat tinggalnya oleh hewan lain yang mementingkan kepentingannya?" Dandy masih berusaha menghentikan dengan semua kata-katanya. "Aku tidak peduli!" Kata Pimpinan Beruang. "Dandy, aku takut." Ujar Digy sambil bersembunyi di belakang kaki Dandy. "Tenang Digy, ku yakin mereka tidak akan melakukannya." Bisik Dandy.
"Ayah, sudah hentikan. Aku tidak ingin membuat mereka sedih karena tidak ada tempat tinggal. Biarkan saja kita hidup bersama." Ujar anak beruang kepada ayahnya yaitu pimpinan beruang. Ayah beruang tak mampu untuk menentang permintaan anaknya. Ia pun juga berpikir bagaimana seandainya terjadi pada kelompoknya.
"Baiklah. Kami minta maaf telah merusak lahanmu. Bolehkah kami meminta tempat untuk tempat tinggal kami?" Ujar Pemimpin Beruang. Tupai, Serigala, dan Digy langsung mengiyakan. "Dengan senang hati jika kau meminta dengan baik." Semua hewan takjub pada Dandy dan berterima kasih.
"Baiklah, aku dan kawananku akan merapikan kembali hutan ini." Ujar Pimpinan Beruang. Kawanan Beruang dan seluruh hewan pun membuat hutan tersebut menjadi layak dihuni. Dandy pun turut membantu. Hutan kembali indah ketika mentari terbenam. "Aku ingin memasang hammock disini." Ujar Dandy. Setelah semua terselesaikan, mereka pun bermain bersama. Kawanan beruang, sedang berkeliling hutan, sedangkan Pimpinan Beruang ikut bersama Dandy dan kawan-kawannya. Dandy pun berkenalan dengan para penghuni Hutan Kerlip. "Dandy, ini teman-temanku. Tepy si tupai, Wolfy si serigala, dan Berly si beruang yang sekarang baik hati." Ujar Digy. "Wah. Senangnya mengenal kalian. Aku Dandy. Mulai sekarang kita bersahabat. Karena kata guruku, hewan dan manusia adalah sesama makhluk hidup." Dandy tersenyum kepada mereka. "Dandy, kamu adalah Pahlawan Hutan Kerlip. Terima kasih." Ujar tupai pada Dandy. "Jangan memujiku. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan." Jawab Dandy.
Setelah berbincang-bincang, Tepy, Wolfy, dan Berly mengambil posisi tidur masing-masing. Sementara Dandy, melanjutkan membaca buku di hammock dan ditemani oleh Digy.
Komentar
Posting Komentar